• Integer vitae nulla!

    Ahmad Rohani

    Menjalani hidup yang sederhana karena semua itu hanyalah titipan tuhan sesungguhnya kita tidak punya apa-apa sejak kita dilahirkan kedunia, dan esok kita juga tak akan membawa apa-apa dikala ajal sudah menjemput kita rajin beramal dan beribadah kepada tuhan yang Esa itulah perbuatan yang Mulia

    http://www.simplewpthemes.com/demo/poker/?p=250
  • Suspendisse neque tellus

    Terbukti Paling Ganteng

    Disini bisa dibuktikan kalo ternyata ahmad rohani terbukti paling ganteng dan itu harus diakui, kejadia ini pada saat masih sekolah kelas 3 akuntansi karena 98% dihuni oleh cewek makanya saia gak ada temen cowok hehe

    http://www.simplewpthemes.com/demo/poker/?p=248
  • Curabitur faucibus

    Ibuku

    Aku lahir tanpa apa-apa,Engkaulah yang mengajariku segalanya, Membesarkanku dengan segala upaya,Berharap aku kan jadi orang yang berguna.. Ketika aku menangis dalam takut,Engkaulah yang menenangkanku..Dan ketika aku jatuh sakit,Engkaulah yang selalu berada di sampingku.. Engkau menegurku ketika aku salah,Engkau mengingatkanku ketika aku lupa,Engkau menghiburku ketika aku sedih,Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka.. Kini aku telah dewasa,Berusaha mengejar dan meraih cita-cita,Berharap kan menjadi orang yang berguna,Demi mewujudkan harapan dan impian keluarga.. Terima kasih ibu,Engkaulah segalanya bagiku,Tanpamu kini aku bukanlah apa-apa,Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa...

    http://www.simplewpthemes.com/demo/poker/?p=246
  • Curabitur faucibus

    Ahmad Rohani

    Bergabung deng seni silat indonesia Persaudaraan Setia Hati Terate pusat Masiun pada tahun 2004 di Kabupaten Kuantan Singingi dan menyelesaikan latihan pada tahun 2006 dan resmi menjadi warga Tk I bersama ribuan saudara Setia Hati Terate lainnya

    http://www.simplewpthemes.com/demo/poker/?p=246
Selamat datang di blog orang sederhana saking sederhananya sampai gak punya apa-apa hufft....tetap semangat

Januari 18, 2009

Posted by Ahmad Rohani 0 Comments Category:

Bacharuddin Jusuf Habibie

Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.

Read more


I heart FeedBurner