Kalau Cinta Jangan Cengeng
MUNGKIN benar yang dikatakan penulis dan sutradara idealis Arswendo Atmowiloto bahwa semua di dunia ini bisa dijelaskan. Kecuali satu, cinta.
Betapa besar kekuatan cinta, bisa menguburkan perilaku masa lalu yang dialami Boy (Ringgo Agus Rahman), seorang artis terkenal yang suka ngedrugs.
Tiba-tiba Boy merubah tabiatnya menjadi seorang penolong. Perilaku Boy berubah kala mobil yang dikendarainya menabrak mobil yang berisi satu keluarga hingga menewaskan sepasang suami istri dan melukai seorang anak.
Dari sosok artis bengal, Boy berubah 180 derajat menjadi manusia bak malaikat penyelamat. Boy bergabung menjadi konselor, memberikan ceramah di tempat-tempat rehabilitasi pecandu narkoba. Namun, Boy terkejut melihat salah satu gadis junkie (pemakai narkoba) yang mengingatkannya pada kecelakaan lima tahun lalu. Dia terhenyak saat tahu jika gadis itu, Yani (Marshanda), anak pasangan yang ditabraknya lima tahun lalu.
Boy ingin menebus rasa bersalahnya dengan menolong Yani sembuh dari ketergantungan narkoba.
Yani kabur dari tempat rehabilitasi karena tidak tahan dengan perlakuan teman-temannya dan bersembunyi di tempat sahabatnya, Felix (Vincent klub 80's), seorang bandar narkoba.
Boy yang punya komitmen ingin menyelamatkan Yani dari jurang kesesatan, akhirnya mencari dan membawa Yani ke rumah pribadinya. Selama Yani tinggal di rumah Boy, media ramai menggosipkan Boy menjalin hubungan serius dengan perempuan pecandu narkotika.
Puncaknya, Luna (Sigi Wimala), pacar Boy, marah dan melabrak Boy. Boy khawatir Luna bisa menjadi seseorang yang menyakiti Yani. Boy pun memutuskan cinta Luna.
Setelah sekian lama Yani tinggal di rumah Boy perlahan-lahan akhirnya Boy jatuh hati terhadap Yani. Pernyataan hati Boy justru diucapkan saat Yani dikejar-kejar wartawan hiburan yang ingin mengorek keterangan dari Yani.
Di saat indahnya jalinan asmara yang sedang dirajut, tiba-tiba Ahmad (Dwi Sasono), mantan manajer Boy yang menggantikan hukuman Boy, keluar dari penjara.
Ahmad berusaha menelepon dan mendatangi rumah Boy untuk meminta keadilan. Bukan Boy yang ditemui tapi Yani. Karena Ahmad sudah merasa dikhianati, akhirnya bercerita kalau yang membunuh orangtua Yani adalah Boy.
Kontan saja Yani marah besar. Yani memutuskan keluar dari rumah Boy dan kembali ke habitatnya dahulu, berkumpul dengan komunitas junkie.
Boy yakin Yani akan kembali ke sana, tapi yang didapatnya lain. Yani over dosis karena ingin bunuh diri. Di mulutnya keluar busa putih. Seperti kejar-kejaran dengan maut, Boy langsung melarikan Yani ke rumah sakit.
Selamat dari ajal, Yani memutuskan menjadi konselor bagi pecandu di tempat rehabilitasi seperti yang Boy lakukan sebelumnya. Di suatu waktu, Yani sengaja membuatkan kue kesukaan Boy dan mengutarakan jika dirinya positif mengidap HIV. Di sinilah cinta Boy terhadap Yani diuji. Apakah Boy masih mau menerima Yani apa adanya?