Satelit komunikasi milik Amerika dan Rusia bertabrakan di ruang angkasa yang merupakan kecelakaan semacam itu yang pertama.
NASA mengatakan satu satelit milik perusahaan Amerika Iridium menabrak satu satelit Rusia yang sudah tidak digunakan dengan kecepatan hampir 780 km di atas Siberia.
Dampak kecelakaan ini terhadap Stasiun Ruang Angkasa Internasional dan peluncuran pesawat ulang-alik yang direncanakan bulan ini dilaporkan tidak besar. Tabrakan itu menyebabkan kumpulan reruntuhan besar, dan diperkirakan waktu berminggu-minggu untuk bisa menyebar.
NASA mengatakan satu satelit milik perusahaan Amerika Iridium menabrak satu satelit Rusia yang sudah tidak digunakan dengan kecepatan hampir 780 km di atas Siberia.
Dampak kecelakaan ini terhadap Stasiun Ruang Angkasa Internasional dan peluncuran pesawat ulang-alik yang direncanakan bulan ini dilaporkan tidak besar. Tabrakan itu menyebabkan kumpulan reruntuhan besar, dan diperkirakan waktu berminggu-minggu untuk bisa menyebar.
Di sekeliling bumi terdapat ribuan benda buatan manusia yang mengorbit, namun kecelakaan ini diperkirakan tabrakan dua benda pertama. NASA kini menyisir ribuan potongan reruntuhan tabrakan itu dan berharap sebagian besar akan terbakar saat masuk ke atmosfir Bumi.
Kekhawatiran yang muncul sekarang adalah apakah reruntuhan kedua satelit itu akan menyebar dan membahayakan Stasiun Ruang Angkasa Internasional, yang mengorbit bumi sekitar 435 dibawa jalur tabrakan kedua satelit tersebut.
Harian Washington Post mengatakan, satu memo NASA menyebut para pejabat memutuskan risiko itu meningkat tetapi memperkirakannya sangat kecil dan masih dalam batas yang bisa diterima.
Juru bicara Nasa John Yembrick mengatakan bahwa Stasiun Ruang Angkasa Internasional memiliki kemampuan melakukan manuver untuk mengindari reruntuhan jika diperlukan.
Dia mengatakan manuver pernah dilakukan delapan kali selama 60.000 kali mengorbit bumi. Juga dilaporkan bahwa peluncuran pesawat ulak alik Nasa, Discovery, bulan ini tidak akan ditunda.
Perusahaan satelit Iridium, yang berbasis di Maryland, mengatakan bahwa perusahaan itu kehilangan satu satelit setelah ditabrak oleh satelit Rusia.
Perusahaan ini mengatakan pelanggan kemungkinan mengalami gangguan tetapi berusaha mengganti satelit yang diluncurkan tahun 1997, dengan salah satu satelit cadangan yang berada diorbit dalam 30 hari. Iridium mengatakan kecelakaan itu sangat tidak biasa, dan kemungkinannya sangat kecil dan menegaskan pihaknya bukan penyebab kecelakaan tersebut.
Sejumlah pejabat mengatakan satelit Rusia, yang diluncurkan tahun 1993, bergerak tanpa kendali. Sejak tahun 1957 terdapat 6.000 satelit diluncurkan ke ruang angkasa dan sekitar 3.000 satelit masih beroperasi.